// Puspita Zulviandari // On-Saturday, February 25, 2023


Sebagai penikmat BL manga, seringkali aku penasaran, sebenernya BL manga pertama di dunia itu yang mana sih? Kayak gimana sih wujudnya? Karena penasaran, jadi aku memutuskan untuk research sendiri di internet. Menurut Wikipedia, manga shounen ai pertama adalah “Sunroom ni te (In The Sunroom)” yang diterbitkan pada tahun 1970, oleh mangaka Takemiya Keiko. Diikuti oleh manga “Gymnasium” yang terbit tahun 1971 oleh Hagio Moto. Tahun 1972, Hagio Moto juga menerbitkan sebuah karya, shoujo manga berjudul “Po no Ichizoku (The Poe Clan)”. Tapi genre utama manga ini sebenarnya shoujo ya, jadi unsur BL di manga ini masih belum eksplisit. Sebenarnya gak banyak info detail soal karya2 shounen ai awal ini, mungkin karena kurang populer atau gimana aku pun kurang paham. Lalu pada tahun 1974, masih dengan mangaka yang sama, Hagio Moto menerbitkan manga genre shounen ai “Thomas no Shinzou (The Heart of Thomas)”. Nah, ini adalah manga genre shounen ai “populer” yang pertama, jadi banyak info yang bisa ditemukan soal manga ini.



Lanjut ke the first yaoi manga yang legendaris, “Kaze to Ki no Uta”, yang diterbitkan tahun 1976 oleh mangaka Takemiya Keiko. Dibanding karya-karya yang sebelumnya, manga ini lebih eksplisit dalam menunjukkan “sex scene”. Manga ini juga mendapat adaptasi anime movie pada tahun 1987. Aku perhatikan, karya-karya BL awal tahun 70-80an ini menggunakan style shoujo manga klasik, di mana karakternya imut-imut seperti boneka. Lalu cara si mangaka menyampaikan cerita begitu dramatis, kita seperti bukan membaca BL tapi seperti menonton pertunjukan opera. Kebanyakan BL-BL awal ini ceritanya angst, tragedy (Idk why they love angst so much). Jadi ya emang rata2 punya ending yang sad.


Lalu pada tahun 90-an, BL manga semakin populer dengan hadirnya manga “Zetsuai 1989” karya Ozaki Minami. Fun fact : sebenernya Zetsuai ini awalnya doujin Captain Tsubasa, tapi akhirnya diubah jadi karya original. Well, Zetsuai ini ceritanya juga angst sih. Terus, menurutku BL manga yang terbit di tahun 90-an emang banyak yang aneh sih anatominya. Tau istilah “yaoi hands”? Ya, telapak tangan karakternya digambarkan oversized, jadi panjang dan besar :v (bukan tytydnya tapi malah tangannya ya awokawok ). Nih, aku kasih contoh “yaoi hands” dari manga populer “Junjou Romantica”. Selain itu, banyak juga yang suka size-gap, jadi semenya badan segede gaban terus ukenya kecil mungil, kurus. Kita ambil contoh salah satu yang paling populer, “Okane ga Nai”.






Style awal BL jaman dulu yang karakternya imut2 terlihat beda jauh dengan kebanyakan BL manga yang terbit sekarang, di mana posisi uke seme biasanya dibedakan melalui penampilan. Seme biasanya tinggi, berotot, bertytyd besar (BL manhwa banget ini wkwk) lalu uke biasanya memiliki tubuh yang ramping, kayak cewek banget lah. Yah, meskipun banyak juga yang mendobrak stereotype ini dengan membuat seme cantik dan ramping, lalu ukenya malah tinggi berotot. Atau keduanya sama-sama berotot (manly x manly couple), nah kalau ini kesukaan saya :v Lalu ada juga manga yang mengesampingkan istilah seme uke, jadi dua-duanya versatile.


Jaman sudah berkembang, artstyle BL juga semakin berkembang. Jadi BL sekarang anatominya sudah tidak seaneh dulu lagi. BL juga ceritanya makin beragam, gak cuma angst. Mau baca yang isinya full nananina atau yang fluff, sweet tanpa ada adegan seggs, atau mau yang campuran keduanya juga ada. Yang angst tapi happy ending, yang happy tapi malah sad ending, yang full comedy, yang furry, yang peod (woi :v) semua ada. Rata-rata BL itu masih “by women, for women”, dibuat oleh perempuan dengan target pembaca perempuan juga, soalnya kebanyakan mangaka BL itu perempuan. Tapi gak semua BL cuma sebatas fantasi atau fetish mangakanya aja. Manga seperti “Doukyuusei” dan “Blue Sky Complex” punya cerita yang realistis soal masalah-masalah yang dihadapi gay couple di dunia nyata. Jadi gak cuma sebatas ewe dan ewe doang.




 

 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments